JURNAL REFLEKSI MODUL 1.2 NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK
JURNAL REFLEKSI MODUL 1.2 NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK
Penulis : Nur
Khotimah
CGP Angkatan 5
Kabupaten Lamongan
Fasilitator :
Parjiyo,S.Pd.,M.Pd
Pengajar
Praktik : Nailatul Mufidah,S.Pd
Alhamdulillah modul 1.2
tentang nilai-nilai dan peran guru guru penggerak telah diselesaikan
dengan lancar dalam melaksanakan
pembelajaran pada modul ini banyak cerita yang menarik dan menyenangkan yang
akan dituangkan dalam jurnal refleksi yang akan saya tulis dalam sebuah artikel
dan menyajikan semua aktivitas yang saya lakukan mulai dari menyelesaikan tugas,
berkolaborasi dengan rekan sejawat, pengajar praktik dan fasilitator.
Pembaca
yang budiman, menuliskan jurnal refleksi dwi mingguan merupakan salah satu
kewajiban rutin yang harus dilaksanakan oleh seorang calon guru penggerak. Dengan
melakukan refleksi ini diharapkan seorang calon guru penggerak senantiasa
belajar serta belajar menilai diri agar dapat meningkatkan kemampuan dirinya di
masa depan. Jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci dalam
pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan
praktik serta menumbuhkan ketrampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara
kritis.
Pada
jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.2 tentang nilai-nilai dan peran guru
penggerak ini disusun berdasarkan model DEAL (Description, Examination, and
Articution of Learning). model ini dikembangkan oleh Ash dan Clayton (20009)
dengan cara mendeskripsikan pengalaman, kemudian menganalisis pengalaman
tersebut dan menjelaskan apa yang dipelajari untuk perbaikan di masa depan
A. DESCRIPTION
Dalam menyajikan jurnal refleksi alur belajar yang dijalani sama dengan pada modul sebelumnya, terdiri dari:
1. Mulai dari diri
Pada awal pembelajaran daring yang dilakukan adalah eksplorasi konsep mulai dari diri pada tanggal 3 Juni 2022. Pada tahap ini dimulai dengan setiap CGP membuat trapesium usia. Dari trapesium usia yang sudah saya buat, saya banyak mendapatkan pembelajaran baru, yaitu bahwa kejadian negative atau positif meskipun sudah lama berlalu tetapi kejadian tersebut masih bisa saya ingat. Hal tersebut menjadi pembelajaran bahwa sebagai guru saya harus bisa menjadi momen positif untuk siswa-siswa saya dan mengusahakan jangan sampai ada momen atau kejadian negative yang dirasakan oleh siswa saya. Selanjutnya saya mengidentifikasi nila-nilai guru penggerak yang sudah ada pada diri saya. Kemudian bagaimana nilai-nilai guru penggerak tersebut bisa dilakukan dan dioptimalkan dalam pembelajaran maupun dalam kepemimpinan di sekolah tempat saya mengajar. Tugas diagram trapezium usia ada di link youtube sebagai berikut: https://youtu.be/zg_ef4bWeB
2. Eksplorasi konsep
Pada tahap ini kegiatan dilakukan tanggal 6 Juni 2022 dimana dengan belajar mandiri dan memberi tanggapan tentang materi dengan mengisi di note yang telah disediakan di LMS saya mempelajari materi secara mandiri dan berpikir strategis. Kegiatan dimulai dengan menyimak video tentang pendidikan di Indonesia dari zaman kolonial dan menjawab pertanyaan-pertanyaan panduan; menyimak video-video tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara; membaca 2 (dua) tulisan karya Ki Hadjar Dewantara.
3. Ruang kolaborasi
Kegiatan
ini dilakukan pada tanggal 8 Juni 2022 dimana masing-masing CGP Bersama
pengajar praktik Ibu Nailatul Mufidah dan Ibu Puji Rahayu dan fasilitator Bpk Parjiyo berdiskusi dan berkolaborasi dalam kelompok untuk mengeksplorasi
(memaknai dan menghayati) nilai-nilai luhur sosial budaya di daerah asal dalam
menguatkan dan menebalkan Konteks (kodrat) Diri Murid sebagai manusia dan
anggota masyarakat. Saya berkolaborasi dalam kelompok untuk membuat SATU nilai
sosio kultural yang dianggkat dari kesepatan kelompok yaitu budaya religi pada
tanggal 9 Juni 2022 masing-masing kelompok menyajikan hasil diskusi dengan
presentasi.
4. Demonstrasi kontekstual
Pada
tahap ini dilakukan tanggal 10 Juni 2022 dimana saya mendesain strategi dalam
mewujudkan pemikiran KHD - 'Pendidikan yang Berpihak pada Murid' - sesuai
dengan Konteks Diri Murid dan Sosial Budaya di daerah asal Lamongan (karya
demonstrasi kontekstual dalam video)
Tugas demontrasi kontekstual ada di youtube dengan link sebagai berikut: https://youtu.be/yvaEawWr9rY
5. Elaborasi pemahaman
Tahap
ini dilakukan pada tanggal 14 Juni 2022
berdiskusi dengan instruktur Ibu Alfi
Lailatin dimana membuat kesimpulan dalam bentuk esai atau jurnal reflektif
tentang ‘Pendidikan yang Berpihak pada Murid’ dengan merefleksikan seluruh
rangkaian materi yang sudah dipelajari dari pemikiran-pemikiran KHD dan praktik
baik yang telah dilakukan di sekolah-sekolah saat ‘Elaborasi Pemahaman’.
6. Koneksi antar materi
Pada tahap ini dilakukan 15 Juni tanggal 2022 dimana mengaitkan apa yang telah dipahami mengenai peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada murid-muridnya dengan mengaitkan nilai dan peran guru penggerak. Link youtube koneksi antar materi sebagai berikut ; https://youtu.be/PfGVsN45K1o
7. Aksi Nyata
CGP
CGP mengimplementasikan strategi dalam mewujudkan pemikiran KHD yang telah
dibuat pada ‘Demonstrasi Kontekstual’ secara konkret sebagai perwujudan
'Kepemimpinan Pembelajaran' yang Berpihak pada Murid' dan direfleksikan kembali
dalam Jurnal Refleksi Pribadi dengan mengaitkan nilai dan peran guru penggerak.
Link
youtube aksi nyata sebagai berikut: https://youtu.be/ZxpNsgNfkTs
B. Examination
Setelah mempelajari modul 1.2 dan mengikuti serangkaian
kegiatan baik belajar secara mandiri maupun diskusi secara virtual, akhirnya
saya memahami bagaimana nilai dan peran guru penggerak. Apa yang dapat
saya ceritakan mengenai salah SATU dari nilai-nilai GP (berpihak
pada murid, inovatif, kolaboratif, reflektif, dan mandiri) yang telah membantu
saya dalam melayani murid saya dengan lebih baik adalah:
a. Berpihak pada siswa
bahwa kita harus mengedepankan kepentingan kodrat anak dimana anak kodratnya
adalah bermain dan bakat serta minat siswa sesuai sosial kultural daerah
masing2, sehingga kita harus mengembangkan dan memilih model dan teknik pembelajaran
menyesuaikan kodrat, bakat minat serta sosio kultural murid
b. Inovatif : selalu
mempunya cara baru dalam mengembangkan siswa dan menyelesaikan masalah siswa
c. Kolaboratif : selalu bekerjasama dengan
senior, teman sejawat, kepala sekolah dalam mengajar dan mengatasi masalah siswa dan meminta umpan
balik untuk memperbaiki diri
d. Reflektif : selalu
bercermin memperbaiki diri, meninjau hal2 yang kurang dgn melakukan pengamatan
dalam proses pembelajaran oleh teman sejawat agar bisa memberi masukan dan
saran
e. Mandiri : mampu
menyelesaikan masalah dengan bijak dan tidak bergantung orang lain
C. Articulation of Learning
Point penting yang dipelajari pada modul 1.2 adalah tentang
nilai-nilai dan peran guru penggerak. Setelah mempelajari modul ini diharapkan
guru memiliki nilai-nilai guru penggerak yaitu mandiri, inovatif, kolaboratif,
reflektif dan berpihak pada siswa. Guru juga harus mampu menjadi pemimpin
pembelajaran, mampu berkolaborasi dengan rekan serta mampu menggerakkan rekan
serta mewujudkan kepemimpinan murid. Selain itu saya juga mempelajari tentang
bagaimana cara kerja otak, yang pertama yaitu sitem berfikir cepat dan system
berfikir lambat, kedua kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari: kebutuhan
bertahan hidup, kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan dan penguasaan,
kebebasan dan kesenangan. Ketiga, tahap tumbuh kembang anak. Bahwa setiap anak
memiliki cara pandang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Kemudian di modul
juga menjelaskan diagram identitas gunung es yang menjelaskan konsep penumbuhan
karakter. Fenomena gunung es di lautan dapat menggambarkan apa yang terlihat di
permukaan tidak dapat menggambarkan apa yang ada di dalam laut. Fenomena ini
dapat digunakan untuk membuat perumpamaan karakter. Karakter yang terlihat
hanya 12% sedangkan 88% tidak terlihat. Karakter yang terlihat didasari oleh
perilaku yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Untuk
menumbuhka karakter perlu ada pengkondisian dan pembiasaan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan keteladanan dan system/ aturan yang konsisten. Karakter yang
baik pada siswa bisa kita tuntun dengan berpedoman pada trilogi Pendidikan
menurut KHD yaitu dengan memberi tauladan, memotivasi dan mendorong siswa untuk
menumbuhkan karakter.
Materi yang sudah dipelajari tersebut dapat
diimplementasikan sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak. Kegiatan di sekolah yang saya
anggap masuk sebagai contoh
penerapan dari peran GP yang saya pahami saat ini
(pemimpin pembelajaran, pendorong kolaborasi, penggerak komunitas praktisi,
mewujudkan kepemimpinan murid, menjadi coach bagi rekan guru) adalah sebagai
berikut:
a. Pemimpin
pembelajaran :
Melakukan
kegiatan sebelum pembelajaran dengan membuat kesepakatan kelas, mengajak siswa
untuk mengalami dalam pembelajaran dan menemukan rumus sehingga siswa tidak
hanya menghafal agar siswa benar-benar paham dalam menguasai materi. Mampu
sebagai among dalam menuntun anak sesuai kodratnya. Mampu membuat lingkungan
sekolah aman,nyaman, menyenangkan,menantang dan relevan untuk murid
b. Pendorong Kolaborasi
Melakukan
pertemuan rutin dengan MGMP matematika sekolah dan
kabupaten sharing dalam hal pembelajaran dan bersama2 mencari solusi
c. Peggerak Komunitas Praktisi :
Aktif dalam
mengikuti seminar, workshop, lokakarya agar mendapat ilmu dan pengalaman untuk
mengembangkan diri, mengembangkan orang lain dengan memberikan hasil workshop,
seminar, lokakarya kepada rekan sejawat dan sekolah komunitas
d. Mewujudkan Kepemimpinan
Murid
Membimbing siswa
dalam proses diskusi agar siswa mampu nyampaikan ide dan gagasan sehingga
melatih siswa dalam berpikir kritis ,melatih siswa untuk mengalami dalam
pembelajaran sehingga siwa dalam menemukan rumus tidak hanya menghafal, contoh
dengan melakukan percobaan dan permainan dalam menemukan rumus
e. Menjadi Coach
bagi guru lain
Meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan melakukan praktik baik yang berpihak pada murid, berbagi
praktik baik kepada teman sejawat dan membimbing dan sharing serta melakukan
pengamatan dalam melakukan praktik baik teman sejawat.
Semoga artikel
ini bermanfaat bagi kita semua dan bisa menjadi guru yang selalu mengedepankan
kepentingan murid.
Komentar
Posting Komentar