KONEKSI ANTAR MATERI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DENGAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA, NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK, VISI SEKOLAH DAN BUDAYA POSITIF
CGP Angkatan 5 Kabupaten Lamongan
Fasilitator Bapak Parjiyo, S.Pd, M.Pd
Pengajar Praktik Ibu Nailatul Mufidah
Setelah mengikuti materi modul 2.1 pendidikan calon guru
penggerak tentang praktek pembelajaran berdiferensiasi. Saya memahami bahwa
memenuhi kebutuhan belajar murid dapat dilakukan melalui pembelajaran yang
berpihak pada murid dengan mengetahui tingkat kesiapan murid, minat murid dan
profil belajar dengan gaya belajarnya, tingkat kecerdasan majemuknya dan
lingkungan pemnelajaran yang aman dan nyaman sehingga mampu mengundang murid
untuk nyaman dalam pembelajaran.
1. 1. Apakah saya mengubah
pemikiran saya sebagai akibat dari apa telah saya pelajari?
Sebelum mempelajari modul 2.1
tentang pembelajaran berdiferensiasi saya belum memperhatikan keberagaman
siswa, saya mengajar dengan metode dan pendekatan yang sama untuk semua siswa.
Hal yang terjadi ada beberapa siswa yang tidak tertarik, beberapa siswa ramai
dan berkeliaran di ruang kelas, sebagian siswa menggambar sendiri tetapi tetap
ada sebagian siswa tertarik dengan pembelajaran yang saya lakukan. Setelah
mempelajari modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi saya mulai memahami
kegeragaman siswa, semua siswa adalah unik sesuai kodrat dan kondisi sosio
kultural masing-masing. Saya mulai menyadari bahwa sebagai seorang guru harus
mampu memahami kebutuhan siswanya sesuai kebutuhan belajar siswa agar siswa mampu
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dibuat dalam menuju capaian
pembelajaran.
2. Bagaimana perubahan pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang
implementasi pembelajaran berdiferensiasi?
Pemikiran saya dalam memahami keberagaman
murid saya jadikan dasar dalam melaksanakan pembelajaran yang berdiferensiasi. Pembelajaran
berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk
meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil
belajar siswa tersebut. Atau dengan kata lain pembelajaran berdiferensiasi
adalah pembelajaran yang berorientasi kepada kebutuhan murid dengan melakukan pembelajaran yang terkait
dengan :
- Tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
- Merespon kebutuhan belajar murid
- lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk
belajar
- Manajemen kelas yang efektif
- Penilaian berkelanjutan
Strategi Pembelajaran
Berdiferensiasi dibedakan menjadi 3 yaitu:
Diferensiasi
Konten
Diferensiasi
Proses
Dalam kegiatan ini
guru perlu memahami apakah murid akan belajar secara berkelompok atau
mandiri. Guru menetapkan jumlah bantuan yang akan diberikan pada murid-murid.
Siapa sajakah murid yang membutuhkan bantuan dan siapa sajakah murid yang
membutuhkan pertanyaan pemandu yang selanjutnya dapat belajar secara mandiri.
Semua hal tersebut harus dipertimbangkan dalam skenario pembelajaran yang akan
dirancang
Diferensiasi
Produk
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Untuk menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi, guru terlebih dahulu MEMETAKAN Kebutuhan Belajar Murid. Kebutuhan belajar murid di antaranya :
- Kesiapan Belajar (Kesiapan
belajar/readiness adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru)
- Minat Belajar (Minat adalah salah
satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam
proses pembelajaran)
- Profil Belajar (merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll.
3. Bagaimana saya tetap dapat bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini?
Dalam melakukan pembelajaran berdiferensiasi tentunya seorang guru akan menghadapi keberagaman murid, mulai dari kesiapan belajarnya yang bersifat mendasar atau transormatif, belajar secara abstrak atau transformatif, memahami materi secara sederhana atau kompleks, memahami tugas secara terstruktur atau terbuka, berpikir secara mandiri atau masih tergantung, kemampuan dalam memahami materi secara cepat atau lambat. Selain itu juga guru menghadapi keberagaman tentang minat dan bakat siswa dan profil belajar murid yang berhubungan dengan gaya belajar, kecerdasan yang majemuk dan lingkungan yang mengundang murid untuk tertarik dan termotivasi dalam belajar. Menghadapi semua keberagaman tersebut tentunya seorang guru menghadapi banyak tantangan dalam mengelola kelas yang efektif agar tercapai pembelajaran sesuai tujuan yang diharapkan untuk menuntun keberhasilan siswa. Seorang guru juga harus mempunyai kompetensi pedagogik, profesional dan sosial agar mampu menghadapi masalah keberagaman murid sehingga tetap menjalankan perannya dengan baik dalam mengajar.
KETERKAITAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
DENGAN MATERI FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA, NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK,
VISI SEKOLAH DAN BUDAYA POSIF
Pembelajaran
berdiferensiasi, kaitannya dengan Filosofi Pendidikan KHD
Fiosofi Pembelajaran
KHD menegaskan bahwa pendidikan harus berpihak pada murid. Hal ini selaras
dengan pembelajaran berdiferensiasi, dimana pembelajaran berorientasi
kepada kebutuhan murid. Dalam filosofi Ki Hadjar Dewantara Pendidikan adalah
menuntun anak sesuai kodratnya yaitu kodrat alam dan zamannya berkaitan dengan
keberagaman murid tentang minat dan bakat serta profil murid. Dimana dalam pembelajaran
berdiferensiasi dengan mempertimbangkan minat murid dalam teknologi, sains,
jurnalistik dan sebagainya berkaitan dengan kodrat zaman dari murid, sedangkan
kodrat alam berkaitan dengan minat murid yang berhubungan dengan kondisi sosio
kultural di daerah masing-masing murid.
Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Nilai dan
Peran Guru Penggerak
Dalam memetakan
kebutuhan belajar murid dibutuhan guru yang memiliki nilai reflektif terhadap
proses pembelajaran yang sudah dilaluinya bersama murid, sehingga guru dapat
memberi umpan balik untuk perbaikan murid dan memetakan sesuai kesiapan murid,
minat belajarnya dan profil belajar murid; harus inovatif membuat media
pembelajarn yang sesuai dengan kebutuhan murid dan mampu menyesuaikan tugas
murid sesuai kodrat zamannya sehingga tercipta generasi yang mampu bersaing di
dunia global; selain itu harus mampu berkolaborasi dengan murid, sesama guru,
dan orang tua murid komite dan masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang
karakter belajar murid.
Guru Penggerak memiliki
Visi untuk melakukan perubahan positif pada pembelajaran yang berpihak pada
murid. Melalui strategi pendekatan Inquiry Apresiatif, guru akan menemukan
kekuatan yang dimilikinya untuk mewujudkan VISI tentang murid impiannya. Dalam
mewujudkan visi harus memperhatikan asset atau kekuatan yang dimiliki murid
berkaitan dengan keberagaman murid tentang bakat dan minatnya serta potensi
murid sesuai kondisi sosio kultural daerah masing-masing serta kecerdasan murid
yang majemuk merupakan potensi yang dikembangkan dalam mewujudkan visi sekolah.
Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Budaya
Positif
Dalam pembelajaran
berdiferensiasi, guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk
atmosfir lingkungan yang positif. Lingkungan yang positif terwujud karena
adanya budaya positif yang lahir dari disiplin internal dalam komunitas
belajar. Dalam pembelajaran yang berdiferensiasi akan tercipta sebuah kebiasaan
yang beragam tugas guru menuntun dan mengarahkan keberagaman tersbut menjadi asset
atau kekuatan murid sehingga menjadi gaya hidup yang positif sehingga tercipta
budaya positif.
Komentar
Posting Komentar