KONEKSI ANTAR MATERI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI  DENGAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA, NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK, VISI SEKOLAH DAN BUDAYA POSITIF

Penulis        : Nur Khotimah
Sekolah       : SMP Negeri 1 Babat
Diterbitkan   : 9-9-2022
CGP Angkatan 5 Kabupaten Lamongan
Fasilitator Bapak Parjiyo, S.Pd, M.Pd
Pengajar Praktik Ibu Nailatul Mufidah 

Setelah mengikuti materi modul 2.1 pendidikan calon guru penggerak tentang praktek pembelajaran berdiferensiasi. Saya memahami bahwa memenuhi kebutuhan belajar murid dapat dilakukan melalui pembelajaran yang berpihak pada murid dengan mengetahui tingkat kesiapan murid, minat murid dan profil belajar dengan gaya belajarnya, tingkat kecerdasan majemuknya dan lingkungan pemnelajaran yang aman dan nyaman sehingga mampu mengundang murid untuk nyaman dalam pembelajaran.

1.               1. Apakah saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa telah saya pelajari?

             Sebelum mempelajari modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi saya belum memperhatikan keberagaman siswa, saya mengajar dengan metode dan pendekatan yang sama untuk semua siswa. Hal yang terjadi ada beberapa siswa yang tidak tertarik, beberapa siswa ramai dan berkeliaran di ruang kelas, sebagian siswa menggambar sendiri tetapi tetap ada sebagian siswa tertarik dengan pembelajaran yang saya lakukan. Setelah mempelajari modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi saya mulai memahami kegeragaman siswa, semua siswa adalah unik sesuai kodrat dan kondisi sosio kultural masing-masing. Saya mulai menyadari bahwa sebagai seorang guru harus mampu memahami kebutuhan siswanya sesuai kebutuhan belajar siswa agar siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah dibuat dalam menuju capaian pembelajaran.

2. Bagaimana perubahan pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang 

    implementasi pembelajaran berdiferensiasi?

            Pemikiran saya dalam memahami keberagaman murid saya jadikan dasar dalam melaksanakan pembelajaran yang berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut. Atau dengan kata lain pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang berorientasi kepada kebutuhan murid dengan  melakukan pembelajaran  yang terkait dengan :  

  • Tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
  • Merespon kebutuhan belajar murid
  • lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar
  • Manajemen kelas yang efektif
  • Penilaian berkelanjutan

Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi dibedakan menjadi 3 yaitu:

Diferensiasi Konten 

 Berhubungan dengan apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek profil belajar murid atau kombinasi dari ketiganya.

Diferensiasi Proses

Dalam kegiatan ini guru perlu memahami apakah murid akan belajar secara berkelompok atau mandiri. Guru menetapkan jumlah bantuan yang akan diberikan pada murid-murid. Siapa sajakah murid yang membutuhkan bantuan dan siapa sajakah murid yang membutuhkan pertanyaan pemandu yang selanjutnya dapat belajar secara mandiri. Semua hal tersebut harus dipertimbangkan dalam skenario pembelajaran yang akan dirancang 

Diferensiasi Produk 

Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Untuk menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi, guru terlebih dahulu                            MEMETAKAN   Kebutuhan Belajar Murid. Kebutuhan belajar murid di antaranya :  

  • Kesiapan Belajar (Kesiapan belajar/readiness adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru)
  • Minat Belajar (Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran)
  • Profil Belajar (merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll. 

3. Bagaimana saya tetap dapat bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini?

Dalam melakukan pembelajaran berdiferensiasi tentunya seorang guru akan menghadapi keberagaman murid, mulai dari kesiapan belajarnya yang bersifat mendasar atau transormatif, belajar secara abstrak atau transformatif, memahami materi secara sederhana atau kompleks, memahami tugas secara terstruktur atau terbuka, berpikir secara mandiri atau masih tergantung, kemampuan dalam memahami materi secara cepat atau lambat. Selain itu juga guru menghadapi keberagaman tentang minat dan bakat siswa dan profil belajar murid yang berhubungan dengan gaya belajar, kecerdasan yang majemuk dan lingkungan yang mengundang murid untuk tertarik dan termotivasi dalam belajar. Menghadapi semua keberagaman tersebut tentunya seorang guru menghadapi banyak tantangan dalam mengelola kelas yang efektif agar tercapai pembelajaran sesuai tujuan yang diharapkan untuk menuntun keberhasilan siswa. Seorang guru juga harus mempunyai kompetensi pedagogik, profesional dan sosial agar mampu menghadapi masalah keberagaman murid sehingga tetap menjalankan perannya dengan baik dalam mengajar.

KETERKAITAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DENGAN MATERI FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA, NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK, VISI SEKOLAH DAN BUDAYA POSIF

Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Filosofi Pendidikan KHD

Fiosofi Pembelajaran KHD menegaskan bahwa pendidikan harus berpihak pada murid. Hal ini selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi, dimana pembelajaran berorientasi kepada kebutuhan murid. Dalam filosofi Ki Hadjar Dewantara Pendidikan adalah menuntun anak sesuai kodratnya yaitu kodrat alam dan zamannya berkaitan dengan keberagaman murid tentang minat dan bakat serta profil murid. Dimana dalam pembelajaran berdiferensiasi dengan mempertimbangkan minat murid dalam teknologi, sains, jurnalistik dan sebagainya berkaitan dengan kodrat zaman dari murid, sedangkan kodrat alam berkaitan dengan minat murid yang berhubungan dengan kondisi sosio kultural di daerah masing-masing murid.

Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak

Dalam memetakan kebutuhan belajar murid dibutuhan guru yang memiliki nilai reflektif terhadap proses pembelajaran yang sudah dilaluinya bersama murid, sehingga guru dapat memberi umpan balik untuk perbaikan murid dan memetakan sesuai kesiapan murid, minat belajarnya dan profil belajar murid; harus inovatif membuat media pembelajarn yang sesuai dengan kebutuhan murid dan mampu menyesuaikan tugas murid sesuai kodrat zamannya sehingga tercipta generasi yang mampu bersaing di dunia global; selain itu harus mampu berkolaborasi dengan murid, sesama guru, dan orang tua murid komite dan masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang karakter belajar murid.

 Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Visi Guru Penggerak

Guru Penggerak memiliki Visi untuk melakukan perubahan positif pada pembelajaran yang berpihak pada murid. Melalui strategi pendekatan Inquiry Apresiatif, guru akan menemukan kekuatan yang dimilikinya untuk mewujudkan VISI tentang murid impiannya. Dalam mewujudkan visi harus memperhatikan asset atau kekuatan yang dimiliki murid berkaitan dengan keberagaman murid tentang bakat dan minatnya serta potensi murid sesuai kondisi sosio kultural daerah masing-masing serta kecerdasan murid yang majemuk merupakan potensi yang dikembangkan dalam mewujudkan visi sekolah.

Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Budaya Positif

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk atmosfir lingkungan yang positif. Lingkungan yang positif terwujud karena adanya budaya positif yang lahir dari disiplin internal dalam komunitas belajar. Dalam pembelajaran yang berdiferensiasi akan tercipta sebuah kebiasaan yang beragam tugas guru menuntun dan mengarahkan keberagaman tersbut menjadi asset atau kekuatan murid sehingga menjadi gaya hidup yang positif sehingga tercipta budaya positif.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL REFLEKSI MODUL 2.3 TENTANG COACHING

JURNAL REFLEKSI MODUL 1.1 FILOSOFI KHD