JURNAL REFLEKSI MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

 

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 2.2  PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL


Alhamdulillah  modul 2.2 tentang  Pembelajaran social emosional telah diselesaikan dengan lancar  dalam melaksanakan pembelajaran pada modul ini banyak cerita yang menarik dan menyenangkan yang akan dituangkan dalam jurnal refleksi yang akan saya tulis dalam sebuah artikel dan menyajikan semua aktivitas  yang  saya lakukan mulai dari menyelesaikan tugas, berkolaborasi dengan rekan sejawat, pengajar praktik dan fasilitator.

Pembaca yang budiman, menuliskan jurnal refleksi dwi mingguan merupakan salah satu kewajiban rutin yang harus dilaksanakan oleh seorang calon guru penggerak. Dengan melakukan refleksi ini diharapkan seorang calon guru penggerak senantiasa belajar serta belajar menilai diri agar dapat meningkatkan kemampuan dirinya di masa depan. Jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci dalam pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik serta menumbuhkan ketrampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis.

Dalam menyajikan jurnal refleksi alur belajar yang dijalani sama dengan pada modul sebelumnya, terdiri  dari:

1. Mulai dari diri

Pada awal pembelajaran daring yang dilakukan adalah eksplorasi konsep mulai dari diri pada tanggal 12 September 2022. Pada tahap ini menggali pengetahuan dari CGP tentang merefleksikan pengalaman diri dalam menghadapi sebuah krisis pribadi dan pengaruh krisis tersebut bagi dirinya sebagai pendidik. Merefleksikan pengalaman seorang murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, dan kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain dan pengaruhnya terhadap pembelajarannya. 

2. Eksplorasi konsep

Pada tahap ini kegiatan dilakukan tanggal 13-14   September  2022 dimana dengan belajar mandiri dan memberi tanggapan tentang materi dengan mengisi di note yang telah disediakan di LMS. Mengeksplorasi pentingnya Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal. Mengeksplorasi konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.  Mengeksplorasi pemahaman tentang konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE).  Mengeksplorasi implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.  Forum Diskusi: Menganalisis konsep 5 KSE (kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan relasi, dan pengambilan keputusan yang tentang disiplin positif, teori motivasi, hukuman dan pelanggaran serta restitusi. Selain belajar mandiri pada eksplorasi konsep ada kegiatan diskusi Bersama rekan CGP saling memberi umpan balik terhadap pemahaman materi masing-masing CGP. 

3. Ruang kolaborasi

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 15 september 2022 dimana masing-masing CGP bersama pengajar praktik Ibu Nailatul Mufidah dan Ibu Puji Rahayu dan fasilitator  Bpk Parjiyo berdiskusi tentang kasus yang terdapat dalam LMS dengan berdiskusi masing-masing kelompok  mendiskusikan dan menyusun inisiatif program penguatan kompetensi sosial dan emosional bagi murid dan rekan sejawat di sekolah , dimana terdiri dari 3 kelompok sesuai tingkat mengajar SD/SMP SMA/SMK menganalisis tentang kasus yang diberikan pada LMS dan pada tanggal 16 September  2022 masing-masing kelompok menyajikan hasil diskusi dengan presentasi.

 



.       4. Demonstrasi kontekstual

Pada tahap ini dilakukan tanggal 17 September  2022 dimana saya mendemonstrasikan pemahaman tentang implementasi pembelajaran Kompetensi Sosial dan Emosional dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) . Link RPP ada di geogle drive sebagai berikut:

https://drive.google.com/file/d/1tKIRMpN8zBc1PZxmjrJhy2BNekekhfGd/view?usp=share_link

 5.     Elaborasi pemahaman

Tahap ini dilakukan pada tanggal 21 September 2022 berdiskusi dengan instruktur  Bpk Muslich dimana  setelah memahami konsep kunci dan implementasi pembelajaran sosial emosional berbasis kesadaran penuh melalui pembelajaran mandiri dan gotong royong,  akan mengelaborasikan pemahaman tersebut lebih lanjut melalui tanya-jawab dan diskusi. 


 6.     Koneksi antar materi

Pada tahap ini dilakukan tanggal 20 September 2022 dimana CGP CGP mengambil makna dari pengalaman yang berkaitan dengan pembelajaran 5 (lima) kompetensi sosial dan emosional. Membuat kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin  pembelajaran yang berpihak pada murid setelah mempelajari pembelajaran sosial dan  emosional. Membuat koneksi materi pembelajaran sosial dan emosional dengan modul sebelumnya.

Link video koneksi antar materi sebagai berikut : https://youtu.be/LMvc12PkHeY

 7.     Aksi Nyata

Membagikan pemahaman tentang implementasi pembelajaran sosial emosional melalui 4 indikator yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan serta kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan emosional rekan sejawat di sekolah kepada rekan sejawat atau komunitas, dan merefleksikannya.

Link video aksi nyata sebagai berikut : https://youtu.be/vS1dGHmzEWE

Jurnal refleksi modul 1.4 yang saya buat kali ini menggunakan model 4F  (FACT, FEELING, FINDING,FUTURE). Tahapannya dalam jurnal refleksi model 4F adalah:

Facts (Peristiwa)

Pengalaman :

Sebagai seorang guru/pendidik, kita seringkali dihadapkan pada keadaan harus melakukan banyak sekali pekerjaan yang kadang membuat kita kehilangan konsentrasi. Saat kita berada dalam kondisi yang menekan, entah karena tuntutan yang terlalu besar atau terlalu banyak, tidak jarang kita merasa stress. 

Selain pendidik, murid-murid pun mengalami situasi yang sama. Mereka dihadapkan dengan berbagai tantangan untuk dapat menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan dirinya. Selain tugas-tugas akademik, mereka juga harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan fisik, hubungan dengan teman sebaya, mencapai kemandirian dan tanggung jawab diri dalam keluarga dan masyarakat, menyiapkan rencana studi dan karier, dan lain-lain. 

Untuk menghadapi berbagai situasi dan tantangan yang kompleks ini, baik pendidik maupun murid membutuhkan berbagai bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan agar dapat mengelola kehidupan personal maupun sosialnya.  Pembelajaran di sekolah harus dapat mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, baik aspek kognitif, fisik,  sosial dan emosional. 

Feelings (Perasaan)

Pembelajaran : Saya merasa senang dan bahagia karena penerapan pembelajaran sosial dan emosional ini murid menjadi lebih antusias dalam mengikuti setia kegiatan pembelajaran dan dapat menumbuhkan perasaan yang lebih tenang serta pikiran yang lebih jernih, yang akan berpengaruh pada keputusan yang lebih responsif dan reflektif dari diri murid. Selain itu hubungan rekan sejawat dan tenaga pendidikan serta semua stake holder  di sekolah terjalin dengan kondusif saling berkolaborasi dan mendukung kegiatan sekolah karena kesadaran diri dan kesadaran social menumbuhkan suasanan aman dan nyaman di sekolah.

Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. 

Pembelajaran sosial dan emosional menurut kerangka CASEL bertujuan untuk mengembangkan 5 Kompetensi Sosial Emosional (KSE), di antaranya adalah: 

a. Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri. b. Menetapkan dan mencapai tujuan positif (manajemen diri) 

c. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial) 

d. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi) 

e.  Membuat keputusan yang bertanggung jawab.  

5.  Kompetensi Sosial Emosional (KSE), di antaranya adalah:

1). Kesadaran diri

2). Pengelolaan diri

3). Kesadaran social

4). Keterampilan berelasi

5). Membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)  dapat dilakukan dengan 4 cara:  

      1)    Mengajarkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE)  secara spesifik dan eksplisit

2)  Mengintegrasikan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) ke dalam praktik mengajar guru dan gaya interaksi dengan murid

3)    Mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap murid

4)    Mempengaruhi pola pikir murid tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungan.

Kesadaran penuh (mindfulness) adalah sebagai dasar untuk mengembangkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE). Kesadaran penuh (mindfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan. Secara saintifik, latihan mindfulness yang konsisten akan memperkuat hubungan sel-sel saraf (neuron) otak yang berhubungan dengan fokus, konsentrasi, dan kesadaran.

Future (Penerapan)

Hal serupa di masa depan : Penerapan KSE dengan teknik yang berbeda dan disesuaikan dengan kodrat alam dan zaman dari setiap individu murid. Praktik KSE pada tenaga kependidikan dan rekan sejawat.

Aksi setelah belajar PSE : Melakukan berbagai kegiatan praktik baik Pembelajaran Sosial dan Emosional di komunitas praktisi untuk membangun budaya positif di kelas maupun di lingkungan sekolah untuk menciptkan pembelajaran yang menyenangkan dan dapat membahagiakan murid. Penerapan PSE : Melakukan pendekatan emosianal yang dapat mendorong murid menjadi lebih berimpati, percaya diri, dan partisipatif dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga lebih optimal dan menimbulkan perasaan senang dan menyenangkan. Penerapannya adalah :

1)    Pengajaran Eksplisit : kegiatan proyek penguatan profil pelajar Pancasila(P5) dengan menumbuhkan gaya hidup berkelanjutan tentang jejak karbon yang terjadi di lingkungan sekolah, sehingga menimbulkan kesadaran diri dan social, serta manajemen diri dan mengambil keputusan yang bertanggungjawab melalui aksi nyata.

2)   Integrasi pada kurikulum : melakukan praktek STOP untuk menciptakan kesadaran penuh sehingga tercipta kesadaran dan focus dalam belajar serta mengelola emosi. Berinteraksi dengan berdiskusi dalam pembelajaran di kelas sehingga menumbuhkan kesadaran social dan berempati sesame teman, serta melakukan aksi nyata dalam menghasilkan karya sehingga melatih mengambil keputusan yang bertanggungjawab.

3)    Iklim dan Budaya Sekolah : kegiatan 5S, sholat jamaah, jumat bersih, perayaan hari besar nasional dan keagamaan, upacara bendera semua adalah kebiasaan dan kegiatan rutin yang dilakukan dalam membentuk social dan emosional siswa.

4)    PSE pada tenaga kependidikan adalah ikut terlibat dalam kegiatan 5S, sholat jamaah, jumat bersih, perayaan hari besar nasional dan keagamaan, upacara bendera. Latihan STOP sebelum melakukan aktivitas rutin sehingga melatih kesadaran penuh dalam bekerja dan melayani murid dalam administrasi sekolah.

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL REFLEKSI MODUL 2.3 TENTANG COACHING

JURNAL REFLEKSI MODUL 1.1 FILOSOFI KHD