KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Koneksi Antarmateri Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Penulis : Nur Khotimah
Sekolah : SMPN 1 Babat
CGP Angkatan 5
Kabupaten Lamongan
Fasilitator : Parjiyo,S.Pd
Pengajar Praktik : Nailatul Mufidah,S.Pd
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
Pemahaman Inti
Seorang pemimpin hendaknya memahami nilai-nilai kebajikan yang tertuang dalam visi dan misi sekolah, berkepribadian serta berkinerja baik dalam melaksanakan tugas kepemimpinan, khususnya dalam mengambil suatu keputusan, hendaknya setiap keputusan yang diambil tersebut selaras dengan nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi oleh suatu institusi tersebut, yaitu bertanggung jawab dan berpihak pada murid.
Sekolah adalah ‘institusi moral’ yang dirancang untuk membentuk karakter para warganya. Seorang pemimpin di sebuah institusi atau sekolah akan menghadapi situasi di mana pemimpin tersebut perlu mengambil suatu keputusan yang mengandung dilema secara etika, dan berkonflik di antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar.
KETERKAITAN DENGAN MODUL SEBELUMNYA
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu menerapkan tiloka Pendidikan yaitu ING NGARSO SUNG TULADHA, ING MADYA MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI. Pemimpin harus harus mampu memberi tauladan bila didepan, ditengah memberi motivasi dan membangkitkan semangat, di belakang memberi dorongan dan arahan serta tuntunan. Apabila seseorang pemimpin mampu menerapkan triloka Pendidikan maka dalam mengambila keputusan tentunya akan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal menjadi teladan, membangun semangat dan memberi tuntunan sehingga semuanya bermuara pada kebutuhan murid dan berpihak pada pada murid serta bertanggung jawab atas semua keputusan yang diambil.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai positif yang mampu mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.
Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai positif yang dipegang teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik.
Nilai-nilai positif mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid adalah manifestasi dari pengimplementasian kompetensi social emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran social dan keterampilan berinteraksi social dalam mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi.
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis dan solusi dari masalah ada pada diri kita sendiri dengan bantuan seorang coach dari pertanyaan yang berbobot yang akan menggali potensi diri kita dalam menyelesaikan masalah . Konsep coaching TIRTA sangat ideal apaila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil. Peran pendamping praktik dan fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil melalui diskusi sehingga saya mendapat pengalaman dan arahan dari pengajar praktik dan fasilitator sehingga saya mendapat penguatan tentang ilmu baru dalam pengambilan keputusan yang berpihak kepada murid, nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggungjawab.
TIRTA merupakan model coaching yang dikembangkan dengan semangat merdeka belajar. Model TIRTA menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching, yaitu untuk menggali potensi murid agar menjadi lebih merdeka. TIRTA adalah satu model coaching yang diperkenalkan dalam Program Pendidikan Guru Penggerak saat ini. TIRTA dikembangkan dari Model GROW. GROW adalah akronim dari Goal, Reality, Options dan Will.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika
Dalam menghadapi dilemma etika dimana kita dihadapkan pada situasi yang sama mempunyai nilai kebenaran agar kita bisa focus dan mengambil keputusan yang bijaksana maka sangat diperlukan kondisi social emosional yang stabil. Apabila permasalahan yang dihadapi adalah bujukan moral maka dengan tegas sebagai seorang guru, kita harus kembali ke nilai-nilai kebenaran. Kita dapat menggunakan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan dalam menganalisis keputusan yang kita ambil agar kitab isa menentukan prinsip mana yang kita gunakan kemudian melakukan pengujian sampai akhirnya mengkaji dan merefleksi hasil keputusan yang kita ambil apakah sudah tepat.Untuk melakukan itu semua dibutuhkan kesadaran diri, manajemen diri yang baik serta kolaborasi dan menjalin relasi sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan dan rujukan dalam pengambilan keputusan.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pada intinya tujuan Pendidikan adalah membentuk moral dan etika murid sesuai profil pelajar Pancasila. Karakter dan moral merupakan hal penting dalam menentukan keselamatan dan kebahagiaan anak dalam menyongsong dan meraih masa depan mereka. Seorang guru berperan dalam menuntun karakter,moral dan Keberpihakan dan mengutamakan kepentingan murid dapat tercipta dari tangan pendidik yang mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang terjadi. Pendidik yang mampu melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang dan pendidik yang dengan tepat mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral.
Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak.Kita tahu bahwa Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik. Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika yang tepat sasaran, benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya peserta didik.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Lingkungan yang aman, nyaman dan kondusif akan tercipata apabila seorang pendidik mampu memperhatikan kebutuhan siswanya mulai dari bakat minat, profil siswa mulai dari gaya belajar dalam menyikapi lingkungan dan interaksi antar teman dan lingkungannya. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid dapat terakomodir dengan baik. Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah Pengambilan keputusan yang tepat tekait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang dihadapi dalam mengambil keputusan dalam dilema etika adalah pergolakan batin antara menegakkan peraturan dengan rasa empati seperti kasihan, kesetiaan. Seorang pemimpin dihadapkan dua pilihan yang berat tetapi harus tegas memilih prioritas dari apa yang diputuskan dan siap bertanggungjawab atas konsekuensi yang dilakukan. Kaitan dengan paradigma keadilan melawan kasih sayang tentunya seorang pemimpin harus memilih dan mempertimbangkan manfaat dan mudhorotnya dari keputusan yang diambil. Paradigma individu lawan kelompok merupakan hal yang sulit dialami seorang pemimpin, di satu sisi kita harus melaksanakan kewajiban pekerjaan dengan baik di sisi lain kita harus mengembangkan diri, tantangan itu sangat sulit dan seorang pemimpin harus mementingkan kepentingan kelompok daripada kepentingan pribadi
8. a. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Makna merdeka disini seorang pendidik harus mampu melayani murid dengan sebaik-baiknya, mampu memenuhi kebutuhan murid mulai dari kesiapan belajarnya , berhubungan dengan pemahaman murid berbeda ada yang mempunyai pemahaman lebih dan kurang, ada yang mempunyai bakat seni, olahraga, menulis dan lainnya, ada murid yang cepat adaptasi ada yang sulit beradaptasi. Tugas guru adalah menuntun dan melayani murid agar memperoleh Pendidikan sesuai kebutuhan murid sehingga murid menjadi merdeka dalam mengekspresikan kemampuan dan bakatnya. Hal ini sangat berkaitan dengan peran seorang guru yang harus bijak dalam mengambil keputusan dalam memerdekakan murid. Apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid, dalam hal metode, media, penilaian dan lain sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanya sebuah omong kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat berkembang sesuai potensi dan kondratnya.
b. Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Keputusan yang tepat dari seorang guru akan mampu membentuk nurid yang Tangguh, mandiri, kreatif, inovatif sehingga menjadi generasi yang mampu menjawab tantangan abad ke 21 yang makin mengglobal sehingga mampu bersaing dalam menghadapi tantangan zaman. Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Keputusan yang diambil oleh seorang guru dianalogikan sebagai anak panah yang membidik sasaran apabila diarahkan pada arah yang tepat maka akan sesuai harapan kita demikian pula sebaliknya. Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
- Sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang berpihak pada murid dengan memperhatikan triolka Pendidikan
- Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan harus memperhatikan nila-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan bertanggungjawab dima semuanya berkaitan dengan nilai dan peran guru penggerak
- Seorang pemimpin harus mampu dalam mengambil keputusan juga harus mempertimbangkan asset yang ada dengan pendekatan inquiri apresiatif
- Seorang pemimpin harus memperhatikan keberagaman murid dan kondisi social emosional baik diri sendiri maupun orang lain agar dalam mengambil keputusan bisa focus dan mencapai sasaran.
- Seorang pemimpin dalam menghadap dilemma etika harus mempunyai kemampuan coaching agar dapat menyelesaikan masalah dengan tepat dan bijak
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
A. Empat Paradigma dalam dilemma etika :
a. Individu Lawan Kelompok(Individual Vs Community)
b. Rasa Keadilan Lawan Rasa Kasihan (Justice Vs Mercy)
c. Kebenaran Lawan Kesetiaan(Truth Vs Loyality)
d. Jangka Pendek Lawan Jangka Panjang (Short Term Vs Long Term)
B. Tiga Prinsip Pengambilan Keputusan
b. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking)
c. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
d. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
C. 9 Langkah Pengujian Keputusan
a. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
b. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
c. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. Pengujian benar atau salah
(Uji legal, uji regulasi, uji intuisi, Uji Panutan/Idola,uji publikasi)
e. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
f. Melakukan Prinsip Resolusi
g. Investigasi Opsi Trilema
h. Buat Keputusan
i. Lihat lagi Keputusan dan Refleksi
Yang diluar dugaan saya adalah tentang opsi trilemma yang merupakan hal baru bagi saya dan diluar dugaan dimana diantara 2 dilema akan muncul keputusan baru yang menjadi penengah dalam mengatasi dilemma etika
12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? Dilema etika yang saya lakukan ketika saya dihadapkan pada pilihan untuk menaikkan anak dengan kondisi pelanggaran berat merokok dan minuman keras tapi di satu sisi murid tersebut yatim piatu, dengan menggunakan prinsip berbasis rasa peduli maka diputuskan menaikkan dengan syarat harus pindah sekolah. Dari modul yang saya pelajari tidak ada perbedaan dari apa yang saya putuskan, hanya sebelumnya melakukan hal itu secara natural tetapi setelah mempelajari modul menjadi tahu bahwa yang saya terapkan adalah berprinsip berbasis rasa peduli.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak dari mempelajari modul ini saya mempunyai banyak pertimbangan dalam memutuskan sebuah kebijakan dengan menganalisis dan mengidentifikasi masalah sesuai paradigma dan menggunakan prinsip yang telah saya pelajari serta melakukan pengujian keputusan agar keputusan yang kita ambil akurat, tepat, bijaksana dan meminimalisasi pihak yang dirugikan. Selain itu juga dalam mengambil keputusan berlandaskan keperpihakan pada murid, nilai-nilai kebajikan, dan mampu mempertanggungjawabkan serta siap menanggung resiko dan konsekuaensi dari keputusan yang kita ambil.
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Pentingnya mempelajari modul ini secara pribadi adalah mampu mengelola diri sendiri dalam menghadapi dilemma etika sehingga tumbuh menjadi pribadi yang dewasa dengan melihat semua masalah ditinjau dari berbagai aspek dan sudut pandang tidak hanya hanya melihat dari satu sisi saja. Pentingnya modul ini bagi seorang pemimpin adalah mengarahkan dan membekali seorang pemimpin harus benar-benar menggali paradigma apa yang dihadapi kemudian mengidentifikasi dan menguji serta merfleksi apakah keputusan tersebut sudah tepat dengan berkolaborasi dengan rekan rekan sejawat dan semua pihak.
Komentar
Posting Komentar