JURNAL REFLEKSI MODUL 2.3 TENTANG COACHING
Penulis : Nur Khotimah,SPd,MPd
CGP Angkatan 5 Kabupaten Lamongan
Fasilitator : Parjiyo,SPd,MPd
Pengajar Praktik : Nailatul Mufidah,SPd
Alhamdulillah
modul 2.3 tentang coaching telah
diselesaikan dengan lancar dalam
melaksanakan pembelajaran pada modul ini banyak cerita yang menarik dan
menyenangkan yang akan dituangkan dalam jurnal refleksi yang akan saya tulis
dalam sebuah artikel dan menyajikan semua aktivitas yang
saya lakukan mulai dari menyelesaikan tugas, berkolaborasi dengan rekan
sejawat, pengajar praktik dan fasilitator.
Pembaca
yang budiman, menuliskan jurnal refleksi dwi mingguan merupakan salah satu
kewajiban rutin yang harus dilaksanakan oleh seorang calon guru
penggerak. Dengan melakukan refleksi ini diharapkan seorang calon guru
penggerak senantiasa belajar serta belajar menilai diri agar dapat meningkatkan
kemampuan dirinya di masa depan. Jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu
elemen kunci dalam pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk
mengaitkan teori dan praktik serta menumbuhkan ketrampilan dalam mengevaluasi
sebuah topik secara kritis.
Jurnal
refleksi ini saya tulis sebagai media yang mendokumentasikan perasaan, gagasan
dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan. Model refleksi
yang saya pakai adalah Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)
1. Facts
(Peristiwa)
Dalam menyajikan jurnal refleksi alur belajar yang dijalani sama dengan pada modul sebelumnya, terdiri dari:
1) Mulai dari diri
Pada awal pembelajaran daring yang dilakukan adalah eksplorasi konsep mulai dari diri pada tanggal 26 September 2022 merefleksikan pengalaman dan perasaan saat disupervisi oleh pimpinan, merefleksikan pengalaman mensupervisi rekan sejawat , merefleksikan makna supervisi bagi pengembangan profesi sebagai seorang pendidik.
2) Eksplorasi konsep
Pada tahap ini kegiatan dilakukan tanggal 27 September 2022 dimana dengan belajar mandiri dan memberi tanggapan tentang materi dengan mengisi di note yang telah disediakan di LMS tentang konsep coaching secara umum dan coaching dalam konteks pendidikan , paradigma berpikir dan prinsip coaching , kompetensi inti coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching, supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching. Selain belajar mandiri pada eksplorasi konsep ada kegiatan diskusi Bersama rekan CGP saling memberi umpan balik terhadap pemahaman materi masing-masing CGP.
3) Ruang kolaborasi
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 30 September 2022 diskusi masing-masing kelompok yang sudah dibentuk, 1 Oktober 2022 Presentasi dari hasil diskusi kelompok. Dalam tahap diskusi dimana masing-masing CGP bersama pengajar praktik Ibu Nailatul Mufidah dan Ibu Puji Rahayu dan fasilitator Bpk Parjiyo berdiskusi tentang membentuk komunitas praktisi dengan sesama CGP untuk berlatih melakukan praktik percakapan coaching dengan alur TIRTA . Video percakapan coaching masing-masing kelompok diunggah dalam you tube dengan link sebagai berikut : https://youtu.be/Gwx3uHc-Vvs
4) Demonstrasi kontekstual
Pada tahap ini dilakukan tanggal 3 Oktober 2022 dimana saya melakukan praktik coaching dengan CGP lain untuk membantu mengembangkan area kompetensi coaching pada konteks pembelajaran atau keseharian. Kemudian hasil praktik coaching diunggah di LMS berupa video yang diupload di Youtube. Adapun link videonya : https://youtu.be/c1G7PZCRfYY
5) Elaborasi pemahaman
Tahap ini dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2022 berdiskusi dengan instruktur Bapak Truko Tiyanto dimana CGP melakukan elaborasi pemahaman mengenai coaching dalam ranah supervisi akademik melalui proses tanya jawab dan diskusi.
6) Koneksi antar materi
Pada tahap ini dilakukan tanggal 6 Oktober 2022 dimana CGP Membuat keterkaitan konsep budaya positif dengan materi pada sebelumnya sehingga dapat menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan materi coaching dengan materi-materi sebelumnya dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 2 dalam berbagai media. Link tugas koneksi antar materi dibuat dalam video youtube dengan link sebagai berikut: https://youtu.be/0Df0e7gNjyM
7) Aksi Nyata
CGP
mempraktikkan rangkaian supervisi akademik dengan menggunakan paradigma
berpikir coaching dan melakukan refleksi terhadap praktik supervisi akademik
tersebut. Praktik coaching terhadap rekan sejawat dengan pra observasi dan
pasca observasi memberi umpan balik terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh
teman sejawat. Link video aksi nyata sebagai berikut : https://youtu.be/XO5dHmc6iow
2. Feelings (Perasaan)
Saya
antusias dan sangat semangat mengikuti aktivitas pembelajaran tentang coaching
ini. Pada modul 2.3. ini, Saya menjadi begitu penasaran di awalnya bagaimana
menjadi coach yang baik, dan kemudian merasa senang sekali karena semuanya
terjawab di modul ini ditambah dengan beberapa praktik langsung bersama para
CGP membuat pemahaman baik tentang modul 2. Dari hasil praktik saya merasa
masih banyak kekurangan sehingga merasa bersemangat untuk belajar lagi dan
berusaha memahami tentang coaching, bagaimana membuat pertanyaan berbobot, dan
bagaimana bersikap sebagai coach yang baik.
3. Findings (Pembelajaran)
Definisi
Coaching
Coaching adalah sebuah
proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan
sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja,
pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant,
1999)
Perbedaannya
dengan Mentoring dan Counseling
Proses
dimana seorang teman, guru, pelindung, atau pembimbing yang bijak dan penolong
menggunakan pengalamannya untuk membantu seseorang dalam mengatasi kesulitan
dan mencegah bahaya (Stone,2002)
Konseling adalah
hubungan bantuanantara konselor dan klien yang difokuskan pada pertumbuhan
pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
(Gibson dan Mitchell 2003).
Paradigma
berpikir coaching
Ada
empat paradigma berpikir coaching, diantaranya:
- Fokus
pada coachee
- Bersikap
terbuka dan ingin tahu
- Memiliki
kesadaran diri yang kuat
- Mampu
melihat peluang baru dan masa depan
Prinsip coaching adalah:
- Kemitraan
: mengembangkan rekan sejawat yang ditunjukkan mengedepankan tujuan rekan
yang akan dikembangkan
- Proses
kreatif : mengantar seseorang dari situasi saat in menjadi situasi ideal
yang diinginkan.
- Memaksimalkan
potensi: memberdayakan rekan sejawat
Kompetensi inti coahing :
- Kehadiran
penuh/presence : hadir utuh untk coachee
- Mendengar
aktif: lebih banyak mendengar sedikit berbicara
- Mengajukan pertanyaan berbobot : mendorong coachee menemukan ide dan gagasan baru dalam melakukan rencana aksi
Coaching
Model TIRTA
- Tujuan :
Menyampaikan tujuan coaching
- Identifikasi :
Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik yang mengarah pada
identifikasi potensi coachee
- Rencana Aksi :
Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai rencana aksi
coachee dalam menyelesaikan permasalahannya
- Tanggung jawab :
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai komitmen coachee
dalam menjalankan rencana aksinya
Informasi,
pengetahuan dan pengalaman baru pada modul 2.3. memberi saya banyak pengetahuan
dan pembelajaran yang banyak tentang bagaimana menjadi coaching yang baik dan
bagaimana melakukan supervise akademik yang baik yang dapat membantu
pengembangan diri rekan sejawat, ada fase ini saya diajak untuk meninjau ulang
keseluruhan materi pembelajaran di Modul 2 yang pernah saya dapati mulai dari
konsep Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pembelajaran, tentang peran dan nilai
guru penggerak, tentang pembelajaran berdiferensiasi yang berkaitan juga dengan
Pembelajaran Sosial dan Emosional yang semuanya berkaitan dengan coaching dan
supervise akademik, di modul ini juga saya mencoba merancang sebuah aksi nyata
supervisi akademik terhadap rekan sejawat, untuk membantunya mengembangkan
kemampuan diri rekan sejawat.
4. Future (Penerapan)
Setelah
memahami tentang coaching, paradigma berpikir coaching, prinsip coaching dengan
alur TIRTA , maka sebagai seorang guru tentunya sering menjumpai banyak
permasalahan di lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan mungkin
rekan sejawat. Permasalahan tersebut seringkali menjadi salah satu penghambat
kemajuan seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan mereka bisa saja tidak
sadar akan kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki untuk menyelesaikan
permasalahannya. Oleh karena itu, coaching sangat perlu dilakukan untuk bisa
membantu mengatasi permasalahan tersebut. Selanjutnya saya berharap praktik
baik ini bisa dilakukan juga oleh rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu
menjadi coach yang baik bagi muridnya dan orang lain.
Komentar
Posting Komentar