AKSI NYATA MODUL 3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
AKSI NYATA MODUL 3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER
DAYA
PENULIS : NUR KHOTIMAH,SPd,MPd
CGP ANGKATAN 5 KABUPATEN LAMONGAN
PENGAJAR
PRAKTIK :NAILATUL MUFIDAH,SPD
A. Latar Belakang
Komunitas atau
dalam hal ini dapat saya sebut sebagai sekolah dapat diumpamakan sebagai ekosistem.
Pengertian ekosistem sendiri merupakan tata interaksi antara makhluk hidup dan
unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Didalam lingkungan sekolah
terdapat interaksi antara unsur biotik dan unsur abiotik. Kedua unsur ini
memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Karena memiliki peran dan fungsi
yang sama-sama dibutuhkan dalam mewujudkan program sekolah, maka kedua unsur
ini (biotik dan abiotik) memiliki hubungan yang saling mempengaruhi satu sama
lain. Adapun unsur biotik terdiri dari murid, kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan, pengawas sekolah, orang tua dan masyarakat sekitar. Unsur abiotik
sendiri terdiri dari unsur keuangan, dan unsur sarpras.
Sebagai pemimpin
pembelajaran, seorang pendidik akan senantiasa dihadapkan pada tantangan.
Tantangan itu dapat berasal dari diri sendiri, orang lain, ataupun berkenaan
dengan sarana dan prasarana yang ada. Dalam menghadapi tantangan tersebut,
terdapat 2 pendekatan yang dapat digunakan, yaitu Pendekatan Berbasis
Kekurangan/ Masalah ( Deficit-Based Thinking) dan Pendekatan Berbasis Kekuatan/
Aset (Aset-Based Thinking). Secara garis besar, Pendekatan Berbasis kekurangan
terfokus pada cara pandang yang negatif, sehingga segala sesuatunya dilihat
dari sisi dimana yang kurang, point mana yang mengganggu. Hal ini
mengakibatkan, individu yang mengimplementasikan pendekatan berbasis masalah
dalam menyelesaikan tiap tantangan akan terbiasa menempatkan kekurangan sebagai
fokus utama, dan buta terhadap potensi/aset yang dimiliki. Sedangkan pendekatan
berbasis aset berfokus pada cara pandang yang positif, sehingga segala
sesuatunya dilihat berdasarkan potensi/kekuatan yang dimiliki. Pendekatan ini
mengajak tiap individu untuk menyelesaikan tantangan dengan memusatkan
perhatian pada aset/potensi yang dimiliki dan menginspirasi.
B. Tujuan
Pemetaan dan
pengelolaan asset atau sumber daya dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas , meningkatkan minat belajar, menjadikan siswa senang dan
bahagia belajar atau mewujudkan “well-being” siswa. Program ini juga bertujuan
mewujudkan kepemimpinan murid dengan melibatkan siswa dalam mengorganisir perubahan
tersebut. Sehingga harapannya tentunya hal tersebut akan berdampak pada
peningkatan kualitas pendidikan secara umum.
C. Tolok Ukur
Terciptanya lingkungan
belajar yang aman dan nyaman, terwujudnya karakter siswa sesuai profil pelajar
Pancasila, meningkatnya kualitas pembelajaran dan meningkatnya prestasi siswa.
D. Dukungan yang dibutuhkan
Untuk melakasanakan aksi nyata diperlukan kolaborasi semua pihak di sekolah,
sehingga saya memerlukan bantuan pemangku kepentingan di sekolah seperti;
kepala sekolah rekan sejawat, komite, instansi terkait, staf TU, siswa.
orangtua dan juga dukungan sarana dan prasarana pendukung.
E. Linimasa
tindakan yang akan dilakukan
a) Melakukan komunikasi dan audiensi dengan
Kepala Sekolah dan pengawas
b) Kolaborasi dengan semua pihak dalam
melaksanakan program sekolah
c) Memberdayakan semua modal manusia dengan
melakukan pembiasaan upacara hari senin,
peringatan hari besar nasional, hari besar
keagamaan.
d) Melakukan pembentukan karakter profil pelajar
Pancasila dengan kegiatan P5 (proyek
penguatan
profil pelajar Pancasila)
e) Melakukan kegiatan
workshop Implementasi Kurikulum Merdeka dan menggalakkan webinar
f) Dalam mendukung
potensi, Kesehatan, dan wawasan siswa ,guru memaksimalkan aset berupa Paguyupan
orang tua, kerjasama dengan Koramil, Puskesmas, Kepolisian, Organisasi
Keagamaan, dinas lingkungan hidup, pemerintah daerah, petro kimia dan
masyarakat sekitar
g) Memanfaatkan Ruang
Kelas, Lab IPA, Ruang Guru, Kantin ,Ruang Kepala sekolah, Aula, Ruang TU,
Tempat parkir, Ruang OSIS, Pos Satpam, Ruang Pramuka, UKS, Ruang Musik, Toilet,
Ruang BK, Masjid, Lab TIK, dan Perpustakaan, sarana sanitasi drainase, sarana
GREEN HOUSE, TOGA, IPAL, Bank sampah, tempat sampah terpilah, Galeri, ruang
karawitan , lapangan volley,basket dan tenis, kolam lele dalam menunjang proses
belajar siswa.
h) Memanfaatkan modal
lingkungan alam yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar murid
antara lain Kebun Toga, Green House, Taman, Wisata Lingkungan, dan Kebun Lidah
buaya dan hutan sekolah, gazebo, kolam lele dapat dimanfaatkan sebagai sumber
belajar
i) Memanfaatkan modal finansial
diantaranya berasal dari Dana Bos, Dana Sosial, Dana Insidental, dan Dana
Wirausaha untuk kesejahteraan murid.
F. Feeling atau Perasaan
Perasaan yang
dirasakan saat melaksanakan aksi nyata adalah optimis dan juga bersemangat,
karena memiliki harapan besar kepada murid-murid untuk melakukan
perubahan-perubahan sesuai impian mereka dan semua warga sekolah saling
mendukung dalam menerapan aksi nyata yang saya lakukan.
Saya juga merasa
sangat antusias dan juga tertantang untuk menentukan langkah-langkah apa yang
selanjutnya akan saya lakukan dalam mendorong kepemimpinan murid-murid saya
dalam mengembangkan potensi dirinya sesuai bakat dan minatnya dengan
memanfaatkan semua asset yang ada di sekolah
G. Pembelajaran atau Finding
Dalam aksi nyata kali
ini hal yang menjadi pembelajaran berharga adalah bahwa sejatinya sebuah
perubahan haruslah dimulai dengan siswa, oleh siswa dan untuk siswa karena
sejatinya tugas kita sebagai pendidik adalah menuntun, memfasilitasi anak didik
agar mereka mendapatkan hal yang bermanfaat untuk bekalnya dalam hidup
bermasyarakat. Adalah sebuah praktek yang keliru ketika sebuah program di buat
guru tanpa melibatkan anak didik dalam semua prosesnya baik itu perencanaan,
penerapan hingga evaluasinya.
Selain itu sebagai
guru, maka sangat penting untuk mengubah mindset atau sudut pandang kita dalam
melihat aset atau sumberdaya di sekolah ke arah pemikiran positif, ke sistem
berpikir berbasis aset atau asset based thinking untuk bisa mengelola aset yang
ada untuk kemajuan sekolah dengan lebih optimal.
H. Penerapan ke depan atau Future
Modul 3.2 mempelajari tentang pengelolaan
asset yang ada di sekolah sehingga dengan ilmu yang saya dapat dari modul 3.2
saya bisa memanfaatkan segala kekurangan baik murid yang beragam , guru, dan
semua factor biotik dan abiotic di sekolah bisa diambil sisi positifnya
sehingga bisa dijadikan asset yang berbasis kekuatan untuk dikembangkan dengan
optimal dalam mewujudkan murid yang merdeka dalam mewujudkan visi sekolah dan
membentuk karakter siswa yang sesuai profil pelajar Pancasila.
Ke depannya saya
berharap suasana kebatinan atau perasaan dan pikiran positif dalam melaksanakan
aksi nyata pengelolaan aset sekolah ini bisa saya terapkan secara konsisten
dalam membuat sebuah perubahan di sekolah.
Maka sebagai seorang
guru, maka saya harus memetakan 7 aset atau sumber daya yang ada di sekolah dan
mengelola aset atau sumberdaya yang ada untuk kepentingan pembelajaran yang
berdampak pada murid.
Hal yang tidak kalah penting adalah mengubah pola pikir yang cenderung negatif, berbasis kekurangan, dan kelemahan ke arah pola pikir positif yang berbasis pada kekuatan, fokus pada aset atau modal yang dimiliki atau kekuatan, karena dengan fokus pada kekuatan akan membuka peluang- peluang dan harapan- harapan serta jalan untuk mencapai impian.
I. DOKUMENTASI FOTO MODAL MANUSIA |
MELAKUKAN AUDIENSI DAN KONSULTASI DENGAN
KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS DALAM MEMANFAATKAN SUMBER DAYA SEKOLAH
WORKSHOP IKM UNTUK MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU
KOLABORASI DENGAN REKAN SEJAWAT DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA SEKOLAH
MODAL SOSIAL
KOLABORASI DENGAN RSU MUHAMADIYAH TENTANG SOSIALISASI HIDUP BERSIH DAN SEHAT
KOLABORASI DENGAN
PONDOK PESANTREN LANGITAN KHOTMIL QUR'AN DALAM MENGELOLA SUMBERDAYA SEKOLAH
KOLABORASI DENGAN PRAKTISI LINGKUNGAN
HIDUP DALAM MENGELOLA SUMBERDAYA SEKOLAH
KOLABORASI DENGAN ALUMNI DALAM MENGELOLA SUMBERDAYA SEKOLAH
MEMBANGUN SINERGI DENGAN KEPALA DINAS LAMONGAN DAN BUPATI LAMONGAN DAN ANGGOTA DPR
MODAL FISIK
MEMBUAT BATIK ECOPRINT DARI DEDAUNAN SEBAGAI POLA
MODAL AGAMA DAN BUDAYA
Bank of I.D.E.A.S. (2019). Eight characteristics of a healthy, vibrant, resilient, and enterprising community and local economy. (20). https://bankofideas.com.au/handouts/ Cunningham, G. et.al. (2012).
Mobilizing Assets for Community-Driven Development. Participant Manual. Coady International Institute. Cooperrider, D.L., & Whitney, D.K. (2005). Appreciative Inquiry: A positive revolution in change.
Berret-Kohler Publishers. Cooperrider, D.L., Whitney, D.K., & J.Stavros (2008). Appreciative Inquiry handbook for Leaders of Change. Beret-Koehler Publishers. Green, G.P., & Haines, A. (2016).
Asset Building and Community Development. Sage Publications International Educational and Professional. Green, G.P., & Goetting, A. (2010).
Mobilizing Communities: Asset Building as a Community Development Strategy. Philadelphia: Temple University Press. Kretzmann, J. P. (2010).
Asset-based strategies for building resilient communities. In J. W. Reich, A. Zautra & J. S. Hall (Eds.), Handbook of adult resilience. New York: Guilford Press.
https://www.buanis.com/koneksi-antar-materi-pemimpin-dalam-pengelolaan-sumber-daya 29 Mei 2022
https://www.kompasiana.com/nurakhlamifaozan0201/62b2804d79016947c2303444/aksi-nyata-modul-3-2-a-10-pemimpin-dalam-pengelolaan-sumber-daya
https://blograhmawati.com/2021/10/12/aksi-nyata-modul-3-2-pemimpin-dalam-pengelolaan-sumber-daya/12 Oktober 2021
|
|
Komentar
Posting Komentar