AKSI NYATA MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM BERDAMPAK POSITIF PADA MURID
AKSI NYATA MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID
PENULIS
: NUR KHOTIMAH,SPd
CGP
ANGKATAN 5 KABUPATEN LAMONGAN
FASILITATOR
: PARJIYO,SPD,MPD
PENGAJAR
PRAKTIK : NAILATUL MUFIDAH,SPD,MPD
NAMA PROGRAM : “SOLUSI JEJAK KARBONKU”
A.
PERISTIWA (FACT)
1. LATAR
BELAKANG
Dalam pelaksanaan kurikulum merdeka selain pembelajaran intrakurikuler terdapat pembelajaran kokurikuler berupa pelaksanaan P5. Dalam pelaksanaan P5 dalam satu tahun harus melaksanakan 3 tema dengan topik sesuai dengan isu yang ada di sekitar sekolah. Dalam menentukan tema melalui ide dan gagasan murid dengan menyebarkan angket melalui google form. Setiap murid diberi kebebasan dalam memilih tema dan menuangkan segala ide dalam pelaksanaan kegiatan. Sekolah membentuk TIM Panitia proyek dengan melibatkan semua wakasek dan guru sehingga tugas masing-masih sesuai pembagiannya dapat dilakukan dengan baik. Setelah siswa mengisi angket lewat Google Form panitia merangkum semua jajak pendapat dari siswa dan mendiskusikan bersama tim proyek dan kepala sekolah. Hasil dari rapat tersebut diputuskan tema proyek Gaya Hidup Berkelanjutan dengan SOLUSI JEJAK KARBONKU yang akan dilaksanakan terlebih dahulu sedangkan kedua tema yang lain menyusul. Pemilihan tema tersebut sesuai isu yang terjadi di sekolah karena lokasi sekolah berada di dekat jalan raya sehingga menyebabkan polusi dan menyumbangkan jejak karbon.
2. TUJUAN
Dalam kegiatan ini diharapkan tercipta lingkungan yang memberikan siswa berpikir positif dan merasakan emosi dan perasaan melalui kesadaran diri dalam peduli lingkungan dengan menjaga kebersihan lingkungan agar mengurangi jejak karbon di lingkungan sekolah.
3. TAHAPAN AKSI NYATA
Melalui Program SOLUSI JEJAK KARBON di SMP
Negeri 1 Babat di kegiatan Ko Kurikuler di sekolah bertujuan untuk melibatkan
peran aktif semua warga sekolah dan komunitas sekolah dan menciptakan interaksi
soasial dari semua komunitas dalam membentuk kesadaran diri dalam peduli
lingkungan, adapaun tahapan kegiatan adalah sebagai berikut :
-
Rancangan Bagja
-
Diskusi bersama Guru, Murid, GTK, Orang Tua, komite dan
masyarakat
-
Pelibatan suara, pilihan dan kepemilikan murid melalui angket
googleform yang diedarkan
-
Impelemtasi Program dengan melakukan aktivitas yang mendorong kepemimpinan murid
dalam mengatasi emisi karbon yang ada di
sekolah dan melakukan aksi nyata
- Monitoring, Evaluasi dan Refleksi
4. HASIL AKSI NYATA
Aksi nyata yang dilakukan dalam program jejak karbon adalah melakukan kegiatan 3R dan penanaman pohon. Dokumentasi kegiatan sebagai berikut :
Eksplorasi konsep dengan mendatangkan nara sumber lingkungan
hidup dalam membuka wawasan murid tentang jejak karbon
Kunjungan belajar di IPAL dan GREENHOUSE untuk mengidentifikasi
sumber emisi
Melakukan kegiatan di kelas dengan Membuat karya literasi
tentang jejak karbon dan 3R
Memanfaatkan botol plastic bekas untuk Membuat media tanam
Aksi penanaman pohon dalam menyumbangkan oksigen mengurangi jejak karbon
Dengan terlaksananya program ini , maka program ini pada dasarnya di rancang untuk menjadi wadah berkreasi dan berinovasi bagi siswa siswi menumbuhkan lingkungan dalam berinteraksi social dan membentuk karakter peduli lingkungan dalam mengatasi jejak karbon. Melalui semua aktivitas yang dilakukan murid diberi kesempatan dalam menuangkan ide dan gagasan dalam melakukan aksinyanya melalui diskusi dan berkolaborasi Bersama teman lain sehingga tumbuh karakter gotong royong. Murid diberi kesempatan melakukan pilihan dalam melakukan aksi sesuai bakat minatnya dalam mengekspreisikan gagasan dan ide berupa poster, aksi menanam pohon, Membuat kreasi 3R dan kampanye peduli lingkungan sesuai bakat dan minat yang dimiliki murid. Dalam program ini semua komunitas sekolah juga berkolaborasi dengan memberi kontribusi berupa ide,gagasan, sumbangan moril, materiil dalam mengatasi jejak karbon. Pelaksanaan program ini mempunyai dampak menbentuk prilaku dan budaya peduli lingkungan secara berkelanjutan.
B. PERASAAN (FEELING)
Perasaan saat merencanakan aksi nyata ini program yang berdampak
pada murid ini adalah merasa tertantang karena program ini harus
menekankan pada aspek dampak langsung pada diri siswa misalnya kepedulian aspek
lain, literasi, keimanan, kedispilinan,dan aspek lainnya yaitu kemampuan
kepemimpinan bisa menjadi bekal siswa untuk kehidupan yang lebih baik sebagai
individu maupun anggota masyarakat.
Perasaan saat program ini terlaksana perasaan bahagia dan juga
optimis dengan pencapaian program dengan pencapaian program yang sudah
berjalan, terlaksananya program ini tidak terlepas dari kolaborasi semua
pemangku kepentingan terutama siswa yang sangat antusias terlibat dalam program
literasi dalam Membuat puisi cerita narasi tentang jejak karbon ,guru
piket dan wali kelas yang mengkoordinir kegiatan. Saya pun bertambah
antusias terlibat dalam program baik dari murid dan seluruh pemangku
kepentingan di sekolah. Dengan respon yang baik dari warga sekolah terutama
murid membuat saya ingin terus terlibat dalam pengelolaan program ini agar
lebih baik lagi ke depannya dan dengan harapan dapat terus berkelanjutan.
C. PEMBELAJARAN ( FINDING) YANG DI DAPAT DARI PELAKSANAAN AKSI
NYATA.
Pembelajaran yang di dapatkan dari aksi nyata adalah terwujudnya
kepemimpinan murid dalam mengatasi jejak karbon untuk peningkatan minat bakat
serta jiwa kepemimpinan, terwujudnya karakter siswa yang mampu
menumbuhkan lingkungan dengan berinteraksi terhadap semua komunitas sekolah
baik abiotic maupun biotik. Program ini juga menumbuhkan karakter peduli
lingkungan , mandiri, kreatif dan gotong royong dan mengekspresikan bakat
maupun potensinya pada akhirnya besar harapan saya bahwa program ini akan bisa
mewujudkan profil pelajar pancasila.
Dari aksi nyata ini saya mendapatkan banyak pelajaran penting,
yaitu bagiamana saya menyusun dan mengelola sebuah program yang berdampak pada
murid dengan pemetaan aset model BAGJA. Selain itu saya menyadari pentingnya
kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk suksesnya program ini. Saya juga
belajar bahwa peran guru tidak terbatas pada pembelajaran di dalam kelas
sajanamun harus peduli dan ikut terlibat dalam mengelola program yang berdampak
pada murid .
D. PENERPAN KEDEPAN (FUTURE) RENCANA PERBAIKAN UNTUK PELKASANAAN
DI MASA DEPAN
Recana perbaikan ke depan yaitu lebih mengaktifkan kembali
kegiatan intrakurikuler dengan melakukan pembiasaan kebersihan kelas dan
lingkungan sekitar sekolah untuk memberikan bimbingan dan menjadi wadah
pengembangan minat dan bakat anak. Memberdayakan semua warga sekolah dengan
mealkukan kegiatan sabtu bersih dalam menjaga kebersihan. Menjalin Kerjasama
dengan instansi sekitar sekolah dalam menjaga dan melestarikan pencemaran
lingkungan di sekitar sekolah. Memberdayakan semua wali murid dan masyarakat
alumni dalam membangun budaya peduli lingkungan.
Untuk mengetahui bahwa kegiatan ini berjalan sesuai rentau atau
belum maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan program.
Monitoring masing-masing kelas dapat dilakukan setiap hari oleh guru kelas dan
wali kelas. Monitoring untuk semua kegiatan dilakukan oleh Kepala sekolah dan
memberi umpan balik tentang hal-hal yang belum terlaksana dengan baik. Melalui
umpan balik akan dilakukan tindak lanjut dengan memperbaiki dan mengatasi semua
kendala yang dihadapi bail factor biotik maupun abiotic.
Daftar
Pustaka
Psychological Science 1(2):164-180.
doi 10.1111/j.1745-6916.2006.00011 Cooperrider. D, D.
Whitney,
& J. Stavros. (2008).
Appreciative
Inquiry Handbook for Leaders of Change. Berrett-Koehler Publishers. Noble, T.
& H. McGrath. (2016).
The
PROSPER school pathways for student wellbeing: Policy and practices.
SpringerBriefs in well-being and quality
of life research. Springer, Australia. OECD (2019).
The
Future of Education and Skills. OECD Learning Compass 2030. A series of concept
notes. Rainer, J. & M. Matthews. (2002).
Ownership
of Learning in Teacher Education. Action in Teacher Education 24. doi:
10.1080/01626620.2002.10463264.
Senge,
P. M., Cambron-McCabe, N. H., Lucas, T., Smith, B., Dutton, J., & Kleiner,
A. (2012).
Schools that learn: A
fifth discipline fieldbook for educators, parents, and everyone who cares about
education. New York: Crown Business. Thibodeaux, T., D. Harapnuik, and C.
Cummings. (2019).
Student
Perceptions of the Influence of Choice, Ownership, and Voice in Learning and
the Learning Environment. International Journal of Teaching and Learning in
Higher Education 31(1), p. 50-62.
http://www.isetl.org/ijtlhe/
Voltz, D. L., & Damiano-Lantz, M. (1993). Developing Ownership in Learning.
TEACHING Exceptional Children, 25(4), 18–22. https://doi.org/10.1177/004005999302500405
Sumber
pustaka online
https://www.education.vic.gov.au/school/teachers/teachingresources/discipline/hum
anities/civics/Pages/studentvoice.aspx diunduh pada tanggal 24 Desember 2021
https://marzanoacademies.org/interventions-and-initiatives/student-agency/
diunduh pada tanggal 24 Desember 202
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/modul-3-3-a-10-aksi-nyata-pengelolaan-program-yang-berdampak-pada-murid/
Komentar
Posting Komentar