JURNAL REFLEKSI MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK

 


Penulis : Nur Khotimah

CGP Angkatan 5 Kabupaten Lamongan

Fasilitator : Parjiyo,S.Pd.,M.Pd

Pengajar Praktik : Nailatul Mufidah,S.Pd

 

Alhamdulillah  modul 1.3  tentang visi guru penggerak telah diselesaikan dengan lancar  dalam melaksanakan pembelajaran pada modul ini banyak cerita yang menarik dan menyenangkan yang akan dituangkan dalam jurnal refleksi yang akan saya tulis dalam sebuah artikel dan menyajikan semua aktivitas  yang  saya lakukan mulai dari menyelesaikan tugas, berkolaborasi dengan rekan sejawat, pengajar praktik dan fasilitator.

Pembaca yang budiman, menuliskan jurnal refleksi dwi mingguan merupakan salah satu kewajiban rutin yang harus dilaksanakan oleh seorang calon guru penggerak. Dengan melakukan refleksi ini diharapkan seorang calon guru penggerak senantiasa belajar serta belajar menilai diri agar dapat meningkatkan kemampuan dirinya di masa depan. Jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci dalam pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik serta menumbuhkan ketrampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis.

Pada jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.3 tentang visi guru penggerak ini disusun berdasarkan model DEAL (Description, Examination, and Articution of Learning). model ini dikembangkan oleh Ash dan Clayton (20009) dengan cara mendeskripsikan pengalaman, kemudian menganalisis pengalaman tersebut dan menjelaskan apa yang dipelajari untuk perbaikan di masa depan

A.    DESCRIPTION

Dalam menyajikan jurnal refleksi alur belajar yang dijalani sama dengan pada modul sebelumnya, terdiri  dari: 

1. Mulai dari diri

Pada awal pembelajaran daring yang dilakukan adalah eksplorasi konsep mulai dari diri pada tanggal 1 Agustus 2022. Pada tahap ini saya CGP membuat lukisan “Imajiku tentang murid di masa depan”, membuat sebuah paragraf utuh yang dapat menggambarkan visi tentang sekolah yang saya impikan dengan melanjutkan kalimat rumpang yang telah diberikan, mengartikulasikan nilai-nilai, filosofi, harapan yang mereka yakini atas murid di sekolah sebagai bagian dari kedigjayaan Indonesia di masa mendatang dalam sebuah VISI. 

2. Eksplorasi konsep

Pada tahap ini kegiatan dilakukan tanggal 2 Agustus 2022 dimana dengan belajar mandiri dan memberi tanggapan tentang materi dengan mengisi di note yang telah disediakan di LMS saya mempelajari materi secara mandiri dan berpikir strategis, Inkuiri Apresiatif sebagai paradigma, Inkuiri Apresiatif sebagai pendekatan manajemen perubahan (BAGJA, video Pusdatin), Proses Inkuiri dalam BAGJA (video Pusdatin, Amati-Tiru-Modifikasi pertanyaan BAGJA), membuat refleksi mandiri dengan menerapkan tahapan BAGJA pada citacita yang telah tercapai. Pembelajaran selanjutnya Eksplorasi konsep bersama (1 JP) saya berbagi VISI mengenai seperti apa murid sekarang di masa depan (sebagaimana saya sudah tuliskan di Tugas individu 1. Saya berbagi kalimat kesimpulan yang menggambarkan pemahaman saya yang mendalam atas konsep Inkuiri Apresiatif Pembelajaran. 

3. Ruang kolaborasi

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2022 dimana masing-masing CGP Bersama pengajar praktik Ibu Nailatul Mufidah dan Ibu Puji Rahayu dan fasilitator  Bpk Parjiyo berdiskusi dan  berkolaborasi dalam kelompok untuk menentukan SATU visi masing-masing. Saya berkolaborasi dalam kelompok untuk membuat SATU pernyataan “prakarsa perubahan” berdasarkan visi yang sudah kelompok sepakati dan berkolaborasi dalam kelompok untuk membuat rencana BAGJA berdasarkan “prakarsa perubahan” yang sudah kelompok sepakati pada tanggal 5 Agustus 2022 masing-masing kelompok menyajikan hasil diskusi dengan presentasi.


Tugas kelompok Prakarsa perubahan sebagai berikut : https://docs.google.com/presentation/d/1UZ8CQZPecKUqmZFva-GGQRSCcs_9mddX/edit?usp=share_link&ouid=107032364608215725862&rtpof=true&sd=true 

4. Demonstrasi kontekstual

Pada tahap ini dilakukan tanggal 6 Agustus 2022 dimana saya membuat prakarsa perubahan diri berdasarkan visi yang telah dibuat di Tugas Individu 1. Menyusun BAGJA berdasarkan kalimat prakarsa perubahan diri yang telah dibuat. Prakarsa perubahan ada di google drive dengan link sebagai berikut:

https://docs.google.com/presentation/d/1HF6jf0qG1XfAYNvbLSsBJ5PA5E5sSCq3/edit?usp=share_link&ouid=107032364608215725862&rtpof=true&sd=true

 5. Elaborasi pemahaman

Tahap ini dilakukan pada tanggal 9  Agustus 2022 berdiskusi dengan instruktur  Ibu Anastasia Murtodjo dimana CGP berdialog dengan Instruktur untuk menguatkan pemahaman akan materi konsep modul 1.3 dan merefleksikan pemahaman mengenai pentingnya prakarsa perubahan diri yang lekat dengan visi, Profil Pelajar Pancasila, dan aset yang telah dimiliki.


6.     Koneksi antar materi

Pada tahap ini dilakukan tanggal 10 Agustus 2022 dimana mengaitkan apa yang telah dipahami mengenai peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada murid-muridnya dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA) di sekolah, merevisi dan merumuskan dengan penuh keyakinan, visi yang telah mereka buat di Tugas Individu 1, ke dalam sebuah VISI yang membuat mereka bersemangat ketika membacanya, dan menggerakkan hati setiap orang yang membacanya. Link youtube koneksiantar materi sebagai berikut ; https://youtu.be/GxN7391H8bg  

7. Aksi Nyata

CGP merevisi dan mengeksekusi rancangan BAGJA untuk prakarsa perubahan diri yang sudah dibuat pada tahap Demonstrasi Kontekstual untuk bahan sesi pendampingan individu bersama Pengajar Praktik. Link youtube aksi nyata sebagai berikut: https://youtu.be/bWXZAR_T2RQ 

B. EXAMINATION

Pada modul 1.3 ini kita diajak untuk belajar merumuskan suatu visi atau cita-cita yang kita impikan tentang murid, kemudian cita-cita tersebut kita susun untuk diwujudkan dalam sebuah aksi nyata baik di kelas maupun di sekolah dengan sebuah prakarsa perubahan yang disusun dengan menggunakan paradigma Inkuiri Apresiatif Alur BAGJA. 

Ini merupakan pengalaman pertama dan luar biasa bagi saya dan tentunya sangat bermanfaat. melalui tahapan ini memberikan peluang bagi saya untuk dapat mewujudkan murid yang saya impikan sehingga menjadi sebuah perencanaan yang matang dan menjadi fokus berbuat untuk kemajuan anak didik kita. 

Melalui paradigma Inkuiri Apresiatif perubahan yang dilakukan ini dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan ke arah yang lebih baik melalui tahapan BAGJA sehingga kita fokus untuk meningkatkan hal-hal baik apa yang kita miliki dan menutup segala kelemahan-kelemahan menjadi tidak tampak bahkan hilang. 

Karena kelemahan dan hal-hal negatif ini dapat mengurangi motivasi kita dalam melakukan perubahan sehingga kadang ini dapat melemahkan apa yang menjadi fokus tujuan kita dalam menuntun peserta didik sesuai kodrat keadaannya sehingga meraih keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya dan menjadikan mimpi yang selama ini hanya angan-angan dapat terwujud dengan kerja nyata dan komitmen tinggi serta semangat yang kuat untuk terus melakukan perubahan-perubahan yang didasarkan pada kekuatan-kekuatan dan aset yang dimiliki sehingga kita hanya meneballakukan apa yang telah dilakukan kemudian melakukan perubahan dari apa-apa yang belum terlaksana dengan baik.   

Setelah melalui tahapan yang dilalui pada modul 1.3 ini, gambaran untuk melangkah melakukan perubahan sudah semakin jelas terlihat. apa yang menjadi impian dan angan-angan dapat kita wujudkan melalui aksi nyata walupun perubahan yang dilakukan itu kecil namun ternyata untuk memulai suatu perubahan tidak perlu harus yang besar, cukup dengan perubahan kecil dan bersumber dari kekuatan yang dimilki namun dilakukan secara konsisten dan terus menerus secara berkelanjutan.

 Tahapan BAGJA melalui prakarsa perubahan ini menjadi gambaran nyata apa yang akan kita lakukan dan bagaimana meujudkannya. selama ini saya memang memiliki impian tentang siswa namun impian itu tidak akan terwujud dengan baik karena saya tidak memiliki perencanaan dan prakarsa perubahan. saya cenderung menunggu padahal untuk mencapai tujuan yang kita inginkan, maka harus dimulai dari diri kita sendiri.

Kita tidak mungkin akan memaksa orang lain bergerak jika kita tidak mengawali bergerak. sebuah video yang ditayangkan oleh bu Nenti dan bu Puri tentang keberanian seorang anak untuk turun menyingkirkan sebuah pohon tumbang di tengah jalan sedikit banyak telah membuka mata hati saya, bahwa saya harus berani masuk ke dalam lingkaran pengaruh agar orang-orang di sekitar saya tergerak untuk berubah cara mendidik murid yaitu dengan menuntun bukan menuntut 

C. ARTICULATION OF LEARNING

Pada modul 1.3 ini saya mempelajari teantang cara mewujudkan sebuah visi sekolah impian dan melakukan proses perubahan dengan menggunakan sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pendekatan yang saya pelajari pada modul 1.3 ini adalah Inkuiri apresiatif (IA) dikembangkan oleh David Cooperrider (Cooperrider & Whitney, 2005; Noble & McGrath, 2016). 

Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan pendekatan kolaboratif berbasis kekuatan yang bertujuan untuk melakukan perubahan, inkuiri apresiatif juga merupakan model managemen kolaboratif yang membawa perbaikan dalam suatu sistem misalnya di sekolah atau dalam lingkup kecil adalah kelas. Managemen perubahan ini kita lakukan dengan menyusun tindakan menggunakan tahapan B-A-G-J-A. Hal paling penting dan saya garis bawahi dalam menyusun prakarsa perubahan ini adalah melihat kekuatan bukan masalah. 

Selama ini dalam pandangan kita sebagai guru terutama saya untuk melakukan suatu perubahan itu selalu melihat masalah sehingga yang muncul adalah mencari kesalahan bukan solusi sedangkan jika kita melihat kekuatan atau potensi yang ada, maka kita akan berfokus pada kekuatan atau kelebihan bukan kelemahan. 

Dari pelajaran tersebut saya berpikir tentang rencana ke depan sebagai aksi nyata saya di kelas dalam mewujudkan visi murid impian dengan merumuskan prakarsa perubahan yang saya fokuskan pada menuntun kekuatan atau potensi murid, saya harus menanamkan dalam hati mulai sekarang bahwa tidak ada murid bodoh yang ada adalah kita sebagai guru yang tidak mampu mengarahkan potensinya. Salah satu aksi nyata saya di kelas untuk mewujudkan prakarsa perubahan yang saya buat adalah dengan menerapkan visi yang ada di sekolah melalui kegiatan yang ada di sekolah yaitu beriman dan berakhlak mulia yaitu : sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah, program tahfidz, khotmil qur’an. Berprestasi contohnya, pembinaan di bidang seni, olahraga, maple, keagamaan. Mandiri contohnya kerja bakti, bakti social, pramuka, OSIS, kader adiwiyata. Berbudaya contohnya perayaan hari nasional dan keagamaan. Cinta lingkungan contohnya budaya bersih, Gerakan pungut sampah, hemat energi, hemat listrik. Berwawasan global contohnya memanfaatkan teknologi Panel surya dan Karya ilmiah remaja.

Metode ini merupakan salah salah satu cara yang saya gunakan untuk mengajak murid agar sadar akan kekuatan diri salah satunya penggunaan teknologi, dipadukan dengan model colaboratif learning juga membantu murid untuk bertukar pikiran dengan sesama teman sehingga pada akhirnya mereka punya kekuatan untuk berani menampilkan hasil pemikirannya baik secara tertulis maupun lisan. dan dengan melakukan kolaborasi bersama teman baik dalam kelompok maupun dalam  lingkup yang lebih besar.

Ini menjadi kekuatan yang nantinya menjadi sangat dibutuhkan bagi kehidupan di masa  depannya kelak. karena dengan kemampuan kolaborasi ini iswa menjadi lebih mengenal kemampuan diri sendiri, membina hubungan baik dengan orang lain, saling menghargai hubungan dan kerja tim untuk mencapai tujuan yang sama, dan mampu bekerja sama dalam kelompok.

 

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.. Aamiinn

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL REFLEKSI MODUL 2.3 TENTANG COACHING

JURNAL REFLEKSI MODUL 1.1 FILOSOFI KHD